Jakarta, CNBC Indonesia – Petani ditengarai tengah menahan gabah hasil panennya. Ada indikasi, stok yang dimiliki petani tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (21/12/2023). Meski begitu, Bayu mengatakan, apa yang dilakukan petani itu adalah masuk akal alias lumrah.
Sebagai informasi, telah menjadi kebiasaan bagi petani untuk menyimpan hasil panennya sekitar 20-40% untuk kebutuhan rumah tangganya. Meski kadang pada akhirnya sebagian dari hasil panen itu kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Ditengarai petani menyimpan stok dengan jumlah yang lebih gede dibandingkan tahun lalu. Mereka menahan hasil panennya,” kata Bayu.
“Mungkin mereka mikir masih lebih murah ongkos giling kalau nanti gabah itu mereka giling untuk kebutuhan sendiri, daripada harus membeli beras. Dan menurut saya rasional,” tambahnya.
Hanya saja, Bayu tak bisa merinci besaran peningkatan volume stok yang dimiliki petani.
Di sisi lain, Bayu optimistis, dengan tersedianya cadangan yang lebih di rumah tangga petani, setidaknya akan memberi ketenangan karena masih ada beras di rumah petani.
“Nah yang jadi perhatian kita adalah masyarakat yang nggak punya ini, yang 21 juta rumah tangga,” kata Bayu.
Di sisi lain, lanjut dia, dengan posisi stok beras di rumah tangga petani yang diduga lebih tinggi akan mampu mengurangi beban risiko akibat 3 tantangan yang akan dihadapi Indonesia di tahun 2024 nanti.
Di mana menurut Bayu, kondisi sektor pangan di tahun 2024 masih akan penuh tantangan beras. Menurutnya ada 3 beban berat sektor pangan yang akan mengintai Indonesia. Yaitu, produksi yang turun, lonjakan biaya-biaya, serta kenaikan harga-harga pangan dunia.
“Kalau petani menahan di rumah mereka masa kita rebut? Kan nggak,” ujarnya.
“Tujuannya adalah stabilisasi. Nggak apa-apa (petani tumpuk stok) asal kita tahu berapa? Paling tidak kita tahu siapa sih yang punya,” sebut Bayu.
Survey Cadangan
Sementara itu, Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Budi Waryanto mengatakan, pemerintah akan menggelar survey stok beras untuk mengetahui kondisi stok beras secara nasional, baik di rumah tangga maupun luar rumah tangga yang dapat dijadikan bahan penyusunan rumusan kebijakan yang tepat terkait komoditas beras di Indonesia.
“Informasi stok beras akhir tahun sangat diperlukan untuk merumuskan kebijakan yang tepat terkait komoditas beras, khususnya sebagai dasar untuk penentuan carry over stok beras tahun 2023, hal ini juga selaras dengan tujuan bahwa mengetahui situasi ketahanan pangan baik di tingkat rumah tangga maupun wilayah (kabupaten, provinsi, nasional) ialah hal yang penting,” kata Budi dikutip dari keterangan di situs resmi, Kamis (21/12/2023). https://asiafyas.com/