Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) membuka opsi penurunan suku bunga acuan atau BI rate pada semester II-2023. Hal ini seiring dengan inflasi yang terkendali pada level 2,5 plus minus 1% dan rupiah stabil.
“Itu perkiraan sekarang sehingga kalau kami rencanakan kemungkinan ada ruang terbuka di semester II,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/12/2023)
Perry memastikan kebijakan tersebut bukan karena Fed juga akan menurunkan suku bunga acuan. Suku bunga acuan AS hanya menjadi pertimbangan, sementara yang dominan adalah inflasi dan rupiah.
“Bukan kami ikuti FFR enggak memang perhitungan seperti itu,” imbuhnya.
BI melihat ketidakpastian global mulai mereda. Salah satunya disebabkan oleh posisi suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate diperkirakan sudah mencapai puncak.
“Dengan perkembangan itu kita melihat ketidakpastian pasar keuangan global sudah mulai mereda,” jelasnya.
BI menangkap pertemuan FOMC terakhir memberikan sinyal ekonomi AS akan soft landing atau tidak jatuh ke jurang resesi yang dalam. Suku bunga acuan AS akan dipertahankan hingga akhir semester I-2024.
Hal ini akan turut mendorong stabilitas rupiah ke depan, begitu pun inflasi.
“Kalau rupiah bisa menguat lebih cepat dan inflasi bisa lebih rendah ada saja ruang-ruang itu terbuka tapi kita tidak akan kemudian secara kemudian bisa dikatakan oke terburu-buru,” kata Perry. https://mendapatkankol.com/