Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia dinilai masih menjadi pasar yang menarik bagi para investor luar negeri dan dalam negeri. Berdasarkan HSBC Global Research, hal ini dilatarbelakangi oleh pertumbuhan ekonomi yang solid diperkirakan mencapai 5,5% di tahun depan. Pun dari laju inflasi yang terkendali, dan dukungan kebijakan pemerintah dari APBN dan kebijakan moneter bank sentral.
Tak hanya itu, faktor lainnya berasal dari demografi masyarakat di Indonesia yang sebagian besar di usia produktif dan sangat digital savvy, dan kestabilan politik dan makroekonomi. Sementara dari sektoral, sektor finansial dan konsumsi masih menjadi unggulan dan diprediksi akan berlanjut di tahun depan.
Direktur Wealth dan Personal Banking PT Bank HSBC Indonesia, Lanny Hendra mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir terlihat adanya pertumbuhan kredit perbankan menuju long term average, dan berpotensi untuk terus tumbuh jika Bank Indonesia memotong suku bunga di tahun 2024.
Dia juga menyebut bahwa hilirisasi processed metal, seperti nikel yang digunakan dalam electric vehicle ecosystem juga berpotensi mendorong pertumbuhan FDI Indonesia tahun 2024 dan seterusnya. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan GDP Indonesia menjadi 5,8% pada tahun 2028.
“Faktor-faktor pendukung di atas dapat menjadi katalis penguatan pasar finansial dan menumbuhkan lebih banyak jumlah investor domestik serta menarik minat investor asing ke dalam pasar keuangan Tanah Air,” ungkap dia kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Lani menjelaskan, di tengah dinamika global saat ini, HSBC Indonesia merekomendasikan nasabah untuk melakukan diversifikasi instrumen investasi dan disiplin menerapkan Dollar Cost Averaging (strategi berinvestasi secara rutin) sebagai dasar untuk melakukan investasi tanpa harus menunggu atau terjebak pada isu klasik terkait market timing.
Nasabah juga harus memiliki portofolio seimbang dan sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasinya. Kemudian memilih mitra keuangan yang terpercaya dan memiliki reputasi yang baik dan terbukti tangguh mengiringi nasabah dari periode bullish atau bearish.
“Pilihan instrumen investasi harus kembali lagi kepada profil dan appetite risiko kita sebagai individu. Ibaratnya pola diet dan gizi, kunci utama adalah takaran porsi, seimbang gizi dan selera individu seperti toleransi level rasa pedas, manis atau asin,” terang Lani.
Sementara dalam memilih instrumen investasi, selain menyesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi, Lani menyarankan investor untuk memanfaatkan peluang dengan berinvestasi pada instrumen terkait fixed income (pendapatan tetap), apalagi di tengah periode suku bunga tinggi. Nasabah juga dapat memanfaatkan strategi tactical pada kelas aset yang berpotensi memberikan pengembalian menarik secara jangka pendek.
“Di HSBC Indonesia kami menerapkan disiplin wealth-advisory dengan tools Financial-health-check untuk membantu Anda mencapai tujuan keuangan disertai dengan rekomendasi instrumen investasi apa yang cocok untuk mendukung cita-cita Anda di jangka pendek, menengah, hingga panjang. Di HSBC, Relationship Manager kami akan melengkapi nasabah dengan informasi pilihan produk terkini, kondisi pasar, outlook dari house view HSBC internal dan partner Manajer Investasi kami,” tutur Lani.
Dalam memaksimalkan layanan kepada nasabah wealth management, lanjutnya, HSBC Indonesia telah menyiapkan berbagai strategi dan inovasi, terutama dengan adanya tren digitalisasi.
Dia menjelaskan, konsep hybrid masih menjadi kekuatan HSBC. Hal ini menjadi penting, dengan layanan digital banking menjadi solusi bagi convenience dan assurance nasabah dan dikombinasikan dengan diskusi face-to-face bersama Relationship Manager untuk personalisasi investasi yang maksimal sesuai kebutuhan individu.
“Di HSBC kami telah memperkuat layanan digital banking, baik melalui web dan app. Sepanjang 2023 kami juga telah melakukan banyak sekali inovasi, aplikasi Mobile Banking HSBC Indonesia telah di-upgrade dengan salah satu fitur Document Center di mana nasabah kami dapat melakukan transaksi investasi paperless, real time, aman, dan efisien. Fitur mobile banking lainnya terkait produk seperti transaksi reksa dana maupun pemesanan e-IPO obligasi ritel juga bisa dinikmati oleh Nasabah kami,” kata Lani lagi.
Masuk tahun 2024, HSBC Indonesia juga telah mempersiapkan fitur-fitur anyar. Salah satunya RM yang akan diperlengkapi dengan wawasan baru dalam segi Wealth Advisory skill, sehingga nasabah bisa menikmati keistimewaan pelayanan both-world.
HSBC Indonesia juga terus memperkuat posisi sebagai salah satu bank dengan skala global melalui tiga pilar dalam layanan Wealth Management. Pertama adalah Wealth Advisory. Pilar ini menjadi penting sebagai layanan kepada Nasabah terkait dengan advis atas portofolionya untuk mencapai tujuan investasi. Nasabah dapat menikmati berbagai produk yang ditawarkan HSBC, mulai dari produk investasi, proteksi, dan legacy.
Pilar kedua adalah international education untuk mendukung ambisi pendidikan anak keluar negeri hingga ivy-league (universitas terbaik). Bekerja sama dengan konsultan edukasi terkemuka seperti Crimson, HSBC Indonesia mengiringi nasabah mengambil keputusan penting dalam kehidupannya.
Pilar ketiga adalah Lifestyle and Wellbeing, di mana HSBC Indonesia mengundang semua masyarakat untuk berpartisipasi di signature Travel Fair HSBC dengan ANA airlines di February 2024.
“Bagi Anda yang hobi travelling, kami melengkapi pelayanan Premier HSBC dengan layanan airport transfer serta manfaat HSBC Premier Master Card dengan nilai tukar kompetitif dan tambahan reward point sebanyak 5 kali untuk transaksi di luar negeri. Dari sisi sports, HSBC kembali akan menjadi sponsor utama Badminton World Federation World Tour sebagai bentuk dukungan kami pada badminton community di Indonesia,” pungkas Lanny. https://repositoryku.com/